Segumpal Perasaan

Jika membicarakan rasa.. Macam macam jawaban yang keluar. Aku tentu nya tidak bisa menjelasakan secara detail apa rasa itu.. Macam mana bentuk nya, harumnya, warnanya..  Yang bisa aku rasakan sekarang aku tengah menghadapi segumpal perasaan yang tidak bisa aku jelaskan karena rasa itu ada di hati ku.. Hati yang penuh dg rasa.. Terkadang rasa itu melahirkan cahaya bening di kedua bola mataku saat ini.

Entah siapa yg bisa mengartikan segumpal perasaan yang ada dlm hati ku saat ini??

ReadmoreSegumpal Perasaan

time alone.. (me)

Saya ingat, dulu zaman-zaman kuliah adalah masa dimana hampir tidak pernah memikirkan apakah saya sudah memiliki “me time” atau tidak, waktu untuk menikmati kesendirian. Saya benar-benar tidak peduli dengan hal-hal semacam itu. Hari-hari berlalu dengan berbagai macam kegiatan ini itu. Setidaknya tidak mono. Jikapun pernah bergelut dengan kesendirian itupun sibuk dengan passion seperti baca membaca, tulis menulis di blog, atau kemana saja.

Moment yang mungkin merasa sedikit membosankan dan sepi adalah ketika masing-masing kami mulai autis dengan urusan proposal, seminar, penelitian, dan sidang hasil. Sepanjang waktu itu saya pernah merasakan dimana seorang diri sedang bertarung dengan kepentingan masa depan, merasa enggan melibatkan teman-teman, menyeret hati dan otak untuk melepaskan apapun perihal selain “Skripsi”. Yah… setidaknya ketika itu saya masih memiliki hal penting dan urgent yang harus dipikirkan dalam waktu dekat.

Namun…
Sudah hampir setengah tahun ini sepertinya saya memiliki kebiasaan baru. Semacam "me time". lebih tidak memiliki kejelasan.
Ada masa dimana aku seperti kehilangan kewarasan dan melakukan sesuatu diluar perencanaan.

Seperti ini…
Niat awal hanya ingin berjalan ke taman pusri komplek rumah membeli cemilan gorengan menikmati suasana anak-anak bermain sepeda, Dengan kostum standar sejak mahasiswa : baju kurung harian di cover rok, jilbab sorong, jaket, sendal crocks. Semuanya baik-baik saja sampai saya harus menelan kekecewaan karna ibu-ibu penjual gorengan absen. Saya kecewa. Padahal saya sangat menginginkan ubi gorengnya yang rasanya fantastic beibeh itu.

Saya bosan, hendak pulang saja. Dan demi apa saya batal berbelok ke rumah dan memutuskan untuk berjalan lebih jauh. Saya mau ke pasar melewati jalan pintas pusri (katanya saja pintasan tapi yahhh...yang lumayan jauhhh..).  Saya terus berjalan sepanjang rumah komplek orang2 elite ini..  Dan entah demi apa tiba-tiba ingin jalan.. Saya terus berjalan dengan wajah datar dan kedua tangan tersembunyi di saku jaket, melawan langit yang semakin terik dan tak peduli..

Ah, seharusnya saya membawa headset, agar bisa lebih menikmati jalanan seperti sedang syuting music video jugak. (=..=)” haa
Dan kemudian pusat keramaiian pasar semakin dekat. And then what else? Saya bingung… sebenarnya apa tujuan saya kemari. (=.=)” padahal saya hanya membawa uang Rp 5.000,-(cuman untuk sekantong gorengan) ^_^

Masih dengan wajah datar seperti kehilangan fikiran saya terus berjalan Dan kemudian pulang ke rumah. Masih berjalan kaki, melewati ke crowded-an lalu lintas pasar (kali ini tidak melalui jalan pentas lagi.

Saya benar-benar tidak paham apa yang sebenarnya otak saya pikirkan ketika saya memutuskan untuk berjalan sendirian di pagi begini, tanpa persiapan yang cukup layak.
Apakah ini yang namanya ‘me time’?

Entahlah….

Setidaknya sepanjang jalan tadi saya telah banyak memikirkan berbagai hal. Berbincang-bincang dengan diri sendiri *healaaaaah* bukan…. saya tidak sedang mengalami halusinasi!!! (-..-). Dan saya ingat telah memutuskan beberapa hal tadi.  :D yaap

Dan setelah itu… ada semacam perasaan lega. Walau sedikit.
Readmoretime alone.. (me)

Akhlak

ReadmoreAkhlak

Masih ada yang PEDULI


Bayangkanlah sebuah kolam luas,
Kolam itu tenang,
Tiba-tiba hujan deras turun..
Bayangkan,
ada berjuta bulir air hujan yang jatuh di atas air kolam, membuat riak..
Jutaan rintik air yang terus-menerus berdatangan, membentuk riak, kecil-kecil memenuhi seluruh permukaan kolam…

Begitulah kehidupan ini,
bagai sebuah kolam raksasa.
Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak..
Riak itu adalah gambaran kehidupannya.

Siapa yang peduli dengan sebuah bulir air hujan yang jatuh ke kolam, menit sekian, detik sekian? Ada jutaan bulir air hujan lain, bahkan dalam sekejap riak yang ditimbulkan tetes hujan barusan sudah hilang, terlupakan, tak tercatat dalam sejarah…

Siapa yang peduli dengan anak manusia yang lahir tahun sekian, bulan sekian, tanggal sekian, jam sekian, menit sekian, detik sekian? Ada miliaran manusia, dan bahkan dalam sekejap, nama, wajah, dan apalah darinya segera lenyap dari muka bumi! Ada seribu kelahiran dalam setiap detik, siapa yang peduli?
Itu jika engkau memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif..

Kalau engkau memahaminya dari sisi positif,
maka kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar bulir air yang membuat riak tersebut,
Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apapun riak itu..

Dan saat kau menyadari ada yang peduli,
maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil..
Sekecil apapun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab-akibat..

Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan..
Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali satu!
Yaitu Kebaikan..
Kebaikan bisa mengubahnya..
Nanti kau akan mengerti, -----------^Hy


ReadmoreMasih ada yang PEDULI

Bocah Misterius!

Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.

Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.

Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya. Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan.

Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya. Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu.

Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.

Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu. Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. "Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.

Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman. "Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.." Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.

"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa? Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian…!?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.

Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba. "Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami…! Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?

Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi.

Tuan…, jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak…." Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Di tengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman! Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur.


ReadmoreBocah Misterius!

Wajah Senja di Panti Jompo

Bagi sahabat yang berkenan membaca, semoga menjadi Ibrah untuk lebih kuat ghirah Birrul Walidain, Aamiin

Sepenggal pengalaman di Panti Jompo. Melihat sosok penghuninya dan mengenal sekilas pribadinya di lingkungan.. PANTI JOMPO. Salah satu Ibu usia lanjut, Lebih akrab dipanggil Nek Cici oleh tetangga pantiny, perempuan senja usia 58 tahun , keturunan Chines yang tetap terlihat riang di antara lanjut usia yang lain. Ibu ini tak memiliki anak dari pernikahanya, hingga suami nya meninggal 14 tahun yang lalu . Namun ia memiliki seorang keponakan yang telah dianggapnya seperti anak sendiri.

Di masa kejayaanya, rupanya ibu ini adalah seorang pengusaha dengan rezeki yang lumayan ia peroleh. Namun kini menginjak senja, ia serahkan ladang usahanya pada sang keponakan.

Ibu ini cukup membuka diri dengan lingkungan, tak kalah dengan saya.. riang ny, supel ny, bahkan lebih terkesan seperti nenek yang cerewet , namun ternyata ibu ini pun share ke saya, ia merasa hatinya sepi tanpa anak, hanya dengan bercerita dan menjadi seorang yang riang.. kesendirian dalam hatinya sirna sementara. (Allah... banyak engkau buka celah bagiku belajar di tempat itu)
---------------------------
Andai seorang ibu yang tak memiliki anak, merasa bisa menerima alasan kenapa akhirnya ia menjalani kesenjaan usia nya di tempat itu.. Lantas bagaimana dengan ibu lain di sana yang telah mereka besarkan anak-anak mereka dari rahim mulianya ?
Apakah begitu beratanya merawat seorang ibu saja di masa senjanya sementara bila di renungkan... seorang ibu tak kan pernah merasa sia-sia mencurahkan kasihnya kepada putra-putri

Tak jauh dari kamar Nek Cici, seorang ibu senja pun saya jumpai, tanganya asyik memainkan wayang - wayangan dari kertas di sebuah kursi depan kamarnya. Sesaat mata saya menyapa , terasa hampa hati memandang.... entah miris, kasihan, trenyuh, sebuah rasa yang tak tergambar jelas. Ibu itu, seorang janda, ibu dari 2 orang putra dan seorang putri, "Subhanallah.. ", sapaan saya. Ibu itu melihat, "Iya , nak". Memandangkan mata saya pada sebuah wayang. Wayang pemberian anak tertuanya, karena sang ibu memang suka cerita pewayangan.

Sekilas melihat isi kamarnya dari pintu yang di biarkan terbuka. Beberapa foto orang dewasa dan foto-foto anak kecil tertempel lusuh di dinding, tanpa figura sabagai bingkai. Mungkin mereka keluarga beliau. Sebuah meja kecil dengan Al-Qur'an besar dan seuntai tasbih tergeletak. Tempat tidur kayu berukir dengan bantal dan selimut yang terlipat lumayan rapi. Lebih luas memandang , ada beberapa tempat tidur di dalam, karena satu kamar biasanya di huni 4-6 orang ibu lansia.

Ketika saya bertanya "Ibu , keluarganya belum menjenguk?", jawabnya singkat dengan menunduk, tetap asyik dengan wayang di tanganya, " belum , nak", saya pun lantas terdiam. Membayangkan raut wajah nenek juga ibu kandung sendiri, sambil melanjutkan perbincangan sekenanya. Masih ada rasa syukur di hati, karena ibu ini masih di kunjungi anaknya, meski tak tentu berapa lama sekali mereka datang. Anak ibu ini telah bekerja mapan dan masing-masing tinggal terpisah di lain tempat. Namun, setiap Idul Fitri, pasti ibu ini di bawa pulang oleh seorang anaknya bergantian. Lantas saya tanya, "Kenapa tidak tinggal menetap saja ibu di rumah anaknya ? ". Jawaban ibu ini membuat saya makin trenyuh " Ndak boleh nak, menantu saya ndak mau.."
Masya allah ... kini hanya tersimpan kerinduan saja di hatinya pada cucu-cucu dan cicit yang baru dilahirkan dari rahim cucu tertuanya. Allah kuatkanlah.
-----------------

SEANDAINYA KUTULIS SEPERKECIL ISI HATI IBU-IBU INI, mungkin demikian untaianya :

Anakku, maafkanlah ibu...jika kesenjaanku menjadi beban bagimu .

Anakku, maafkanlah ibu... jika kepikunanku membuatmu sering kesal.

Anakku, maafkanlah ibu ... jika ibumu ini seperti tak menghiraukan suaramu saat engkau sedang bicara padaku , bukan ibu tak mendengar atau acuh padamu, tapi seiring senja penengaran ibu telah berkurang.

Mungkin ibu engkau pandang seperti anak kecil lagi , yang seolah menuntut perhatianmu. Namun ibu mencoba tak marah padamu , karena ibu menyadari keadaa iri ibu telah mulai surut kini.

Ibu rindu membelaimu seperti dulu engkau kecil, menyuapi dan mengajari mu sesuatu. Mendekapmu erat tidur di pangkuan ibu.

Kini hanya kebahagiaan bayangan itu yang menemani hati ibu .

Hangatnya selimut dan tidur di tempat ini, tak sehangat ibu berada di antara kalian.

Meski engkau pandang, ibu hanayalah hidup menumpang

>>> Allah , kuatkan hati kami yang masih engkau sandingkan dengan orangtua di dunia ini. Baikanlah budi kami pada mereka kini maupun nanti. Jangan jadikan hati kami enggan untuk berbakti meski dengan merawat mereka di usia senjanya, jangan pandangkan hati kami seolah merawat mereka bagaikan merawat anak kecil yang butuh perhatian khusus, hakikatnya Engkau hidupkan kami.. menumbuhkan kami dari kecil menjadi dewasa , beranjak tua dan menjadi seperi kekanak - kanakan lagi

Jelas telah Engkau tulis kemuliaan mereka dalam Kalam Mu
QS . LUKMAN : 14

"Dan Kami perintahkan kepada manusia ( agar berbuat baik ) kepada keua orang tuanya. Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah - tambah ( WAHNAAN 'ALAA WAHNIIN ) dan menyapihnya dalam usia 2 tahun. Bersyukurlak kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu" ^Hy'SmiLe

ReadmoreWajah Senja di Panti Jompo

Baksos Panti Asuhan Al-Mukhtariyah Alumni SMP N. 7 Plg

PROPOSAL
KEGIATAN BUKA BERSAMAdan BAKTI SOSIAL
ANAK YATIM PIATU “AL-MUKHTARIYAH” PALEMBANG


I.   PENDAHULUAN
           
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, berkah, dan juga ampunan dari Allah swt. Bulan dimana di ijabah segala do’a, diampuni segala dosa, dan diterima segala amal terutama bila semua itu dilakukan semata-mata hanya untuk mencari keridhoan dari Allah swt. Dari itu kami (Komunitas Alumni SMP Negeri 7 Palembang Angkatan 2006) memiliki niat untuk mengadakan acara “BUKA BERSAMA DAN BAKTI SOSIAL ANAK YATIM PIATU DI PANTI ASUHAN AL-MUKHTARIYAH PALEMBANG”, agar kita dapat bersama-sama menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, hingga pada akhirnya kita semua mendapatkan keridhoan dari Allah dan Rasul-Nya seperti yang kita harapkan. Acara ini jua sebagai ajang silaturahim bagi Alumni SMP Negeri 7 Palembang Tahun 2006 dan juga penghapus kesenjangan sosial diantara kita karena kita semua sama, kecuali ketakwaan kepada Allah swt sebagai pembedanya.


II. LANDASAN TEORI
            1. Allah berfirman dalam QS. Al-baqarah:177 yang artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

2.  Terdapat pula perintah Allah pada surah Al-baqarah ayat 215, yang artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

3. Beberapa Sabda Nabi Muhammad saw:
            a. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : “barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.
            b. Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits yang berbunyi : “Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata: usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin


III. PROFIL PANTI ASUHAN
            PantiAsuhan Al-Mukhtariyah mulai didirikan pada tahun 2004 oleh Ibu Zulini Maidah Ishak. Panti asuhan tersebut telah menampung sebanyak 60 anak dengan latarbelakang yang berbeda, mulai dari usia 4  sampai dengan 18 tahun. Namun dengan berjalannya waktu, beberapa anak ada yang sudah keluar daripanti dikarenakan telah selesai menempuh pendidikan, mulai dari SMP hingga SMA.Sampai dengan sekarang jumlah anak di panti tersebut sebanyak 25 anak.
Panti yang pada awalnya berlokasi di Lr. Binjai Kelurahan 4 Ulu Palembang ini, telah memiliki beberapa orang donator tetap, namun walaupun begitu, kebutuhan yang diperlukan masih sangat jauh dari kata cukup, terutama kebutuhan pokok seperti beras.Namun tidak hanya itu, Pendiri panti juga mengatakan bahwa mengenai tempat tinggal, dahulunya mereka harus mengontrak di beberapa tempat. Hal ini dikarenakan belum adanya dana untuk membeli tempat tinggal yang tetap. Namun sekarang Alhamdulillah, Panti ini telah memiliki tempat tinggal tetap di Jl. K.H. Wachid Hasyim Lr. Semendawai 1 Rt44 ,4 Ulu Darat (Depan Kantor Camat SU.1) Kertapati Palembang, walaupun hanya terbuat dari papan kayu. Dan semoga saja nanti akan ada para donator yang mau memberikan tempat tinggal yang lebih baik.

IV. RENCANA KEGIATAN
            1. Pembukaan
                        a. Pembacaan ayat suci Al-qur’an
                        b. Kata Sambutan
            2. Acara Inti
                        a. Pembacaan Al-Ma’tsurat bersama-sama
b. Simbolisasi Serah Terima Bantuan
            c. Buka Bersama
            d. Sholat Maghrib Berjamaah
3. Penutup
            a. Games
            b. Pembagian Hadiah
            c. Do’a Penutup

V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari / Tanggal              : Sabtu/ 27 Juli 2013
Pukul                           : 16.00 s.d. Selesai
Tempat                        : Panti Asuhan Al-Mukhtariyah Jl. K.H. Wachid Hasyim Lr. Semendawai 1 Rt44 ,4UluDarat (Depan Kantor Camat SU.1) Kertapati Palembang.

VI. RINCIAN ANGGARAN

No
Keperluan
Kuantiti
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
  1. Bantuan

1.
Bantuan Sembako
-
-
Rp.  200.000
2.
Bantuan Alat Tulis
-
-
Rp.  150.000
Jumlah
Rp. 350.000
  1. Perlengkapan

1.
Al-Ma’tsurat
50 buah
Rp. 2000
      Rp.    100.000
Jumlah
      Rp.    100.000
  1. Konsumsi

1.
Kurma
4 kotak
Rp. 40.000
Rp.   160.000
2.
Snack
50 kotak
Rp. 5000
Rp.   250.000
3.
Nasi Kotak
50 Kotak
Rp. 15.000
Rp.   750.000
4.
Air Mineral
3 Dus
Rp. 20.000
      Rp.     60.000
Jumlah
Rp.    1.120.000
Total (A+B+C)
     RP. 1.550.000

Bantuandapatdisalurkanmelalui via transfer di rekening:
·         BCA 0212564654 a.n DoniPratama
·         BNI 0191856234 a.n Lasriadi
·         Bank SumselSyariah 8010992881 a.n HeniYuliati

Denganterlebihdahulukonfirmasike 08980909597 dengan format:
Nama_Besarnya bantuan

Selain itu kita juga menerima bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai, dengan menghubungi 08980909597 (ikhwan) atau 089627060656 (akhwat).

Demikianlah proposal Kegiatan Buka Bersama dan Bakti Sosial di Panti Asuhan Al-Mukhtariyah, disusun untuk menjadi acuan dalam kegiatan yang dimaksud, dan untuk tertib dan suksesnya kegiatan tersebut dimohon bantuan dan partisipasi aktif dari semua pihak.

                                    Palembang, 14 Juli 2013


Panitia Pelaksana

Bendahara                                                   Sekretaris


 Heni Yuliati                                               Juneni, A.Md



Ketua Pelaksana


Lasriadi


ReadmoreBaksos Panti Asuhan Al-Mukhtariyah Alumni SMP N. 7 Plg

Jangan Marah ya...

Pasti semuanya sudah tahu maksud dan tujuan disyariatkannya puasa oleh Allah, Apa???

Yapppzzz betul!! salah satunya adalah latihan menahan nafsu amarah (suka marah). Orang yang mampu menahan marah lebih baik dan lebih sempurna daripada orang yang suka marah (pemarah). Dan itulah yang disebut orang kuat.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini obat untuk meredakan amarah, yakni Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mangajarkan cara-cara menghilangkan kemarahan dan cara menghindari efek negatifnya, diantaranya adalah:

1. Membaca ta’awudz ketika marah.
Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu ‘anhu :
“Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan kami sedang duduk di samping Nabi Shalallahu alaihi wasallam . Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan : ‘Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.”

2. Dengan duduk
Apabila dengan ta’awudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri.
Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.”
Hal ini karena marah dalam berdiri lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.

3. Tidak bicara
Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga terjatuh pada pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain.
Dalam hadits disebutkan :“Apabila diantara kalian marah maka diamlah.” Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)

4. Berwudlu
Sesungguhnya marah itu dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bias diredam dengan berwudlu.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
”Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudlulah.” (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)

Jangan marah ya ,nanti ALLAH tidak suka ..
apa pun ALLAH mahu memberi uji pada kita,
kita harus bersabar ya.. supaya ALLAH sayang kita ^_^.. Aamiin


ReadmoreJangan Marah ya...