Saya ingat, dulu zaman-zaman kuliah adalah masa dimana hampir tidak
pernah memikirkan apakah saya sudah memiliki “me time” atau tidak,
waktu untuk menikmati kesendirian. Saya benar-benar tidak peduli dengan
hal-hal semacam itu. Hari-hari berlalu dengan berbagai macam kegiatan
ini itu. Setidaknya tidak mono. Jikapun pernah bergelut dengan
kesendirian itupun sibuk dengan passion seperti baca membaca, tulis
menulis di blog, atau kemana saja.
Moment yang mungkin merasa sedikit membosankan dan sepi adalah ketika
masing-masing kami mulai autis dengan urusan proposal, seminar,
penelitian, dan sidang hasil. Sepanjang waktu itu saya pernah merasakan
dimana seorang diri sedang bertarung dengan kepentingan masa depan,
merasa enggan melibatkan teman-teman, menyeret hati dan otak untuk
melepaskan apapun perihal selain “Skripsi”. Yah… setidaknya ketika itu
saya masih memiliki hal penting dan urgent yang harus dipikirkan dalam
waktu dekat.
Namun…
Sudah hampir setengah tahun ini sepertinya saya memiliki kebiasaan
baru. Semacam "me time". lebih tidak memiliki kejelasan.
Ada masa dimana aku seperti kehilangan kewarasan dan melakukan sesuatu diluar perencanaan.
Seperti ini…
Niat awal hanya ingin berjalan ke taman pusri komplek rumah membeli cemilan gorengan menikmati suasana anak-anak bermain sepeda, Dengan kostum standar
sejak mahasiswa : baju kurung harian di cover rok, jilbab sorong, jaket, sendal
crocks. Semuanya baik-baik saja sampai saya harus menelan kekecewaan
karna ibu-ibu penjual gorengan absen. Saya
kecewa. Padahal saya sangat menginginkan ubi gorengnya yang rasanya
fantastic beibeh itu.
Saya bosan, hendak pulang saja. Dan demi apa saya batal berbelok ke rumah dan
memutuskan untuk berjalan lebih jauh. Saya mau ke pasar melewati jalan pintas pusri (katanya saja pintasan tapi yahhh...yang lumayan jauhhh..). Saya terus berjalan
sepanjang rumah komplek orang2 elite ini.. Dan entah demi apa tiba-tiba ingin jalan.. Saya terus berjalan dengan wajah datar dan kedua tangan tersembunyi di saku jaket, melawan langit yang semakin terik dan tak peduli..
Ah, seharusnya saya membawa headset, agar bisa lebih menikmati jalanan seperti sedang syuting music video jugak. (=..=)” haa
Dan kemudian pusat keramaiian pasar semakin dekat. And then what else? Saya bingung… sebenarnya apa tujuan saya kemari. (=.=)” padahal saya hanya membawa uang Rp 5.000,-(cuman untuk sekantong gorengan) ^_^
Masih dengan wajah datar seperti kehilangan fikiran saya terus berjalan Dan
kemudian pulang ke rumah. Masih berjalan kaki, melewati ke crowded-an lalu lintas pasar (kali ini tidak melalui jalan pentas lagi.
Saya benar-benar tidak paham apa yang sebenarnya otak saya pikirkan
ketika saya memutuskan untuk berjalan sendirian di pagi begini,
tanpa persiapan yang cukup layak.
Apakah ini yang namanya ‘me time’?
Entahlah….
Setidaknya sepanjang jalan tadi saya telah banyak memikirkan
berbagai hal. Berbincang-bincang dengan diri sendiri *healaaaaah*
bukan…. saya tidak sedang mengalami halusinasi!!! (-..-). Dan saya
ingat telah memutuskan beberapa hal tadi. yaap
Dan setelah itu… ada semacam perasaan lega. Walau sedikit.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar